Naskah Drama
- Tema : Phobia
- Ritme Ceritaa
- Pemeran : Nurmadita Sari sebagai konselor
Sofah Marwah sebagai konseli
Ade Peni Afifah sebagai sutradara
Enci Ranyu sebagai kameramen
Nur Khomisah sebagai editor
- Permasalahan : sofah marwah memiliki phobia terhadap ulat yang berlebihan
- Latar : Tempat : Universitas Pancasakti Tegal
Waktu : Siang jam 11.00
Naskah Drama
Attending
Konseli : (Mengetuk pintu), “Assalamu’alaikum Wr. Wb.” Berjabat tangan dengan konselor.
Konselor: Wa’alaikum Salam, menghampiri klien dan mempersilahkan duduk.
Opening
Konseli : (Duduk di kursi yang telah dipersiapkan) maaf bu, siang-siang gini sudah mengganggu.
Konselor: Oh…, tidak apa-apa mb sofah, oya bagaimana kabarnya mb ? (senyum dan mulai
percakapan).
Konseli :” Alhamdulillah baik bu”.
Konselor: Syukurlah kalau begitu, bagamana dengan kuliahnya?
Konseli : Alhamdulillah lancar bu,
Konselor: Oya, ada yang bisa ibu bantu.
Acceptance
Konseli : Hmm… gini bu, saya itu pobia dengan ulat, dan pobia itu sangat mengganggu saya.
Konselor: Iya…ibu dapat memahami perasaan mb sofah (sambil mengangguhkan kepala).
Konseli : Iya bu, bagaimana tidak mengganggu, saya terkadang di bully oleh teman-teman saya, itu
membuat saya ketakutan bu.
Konselor: Konselor mengangguk kepala dan memandangi konseli) hmm…iya..iya..
Restatement
Konseli : Saya benar-benar merasa takut terhadap ulat bu. Yang hal tersebut membuat saya sering
dibully.
Konselor: Mb sofah merasa takut.
Reflection of feeling
Konseli : Bu.. saya sudah berusaha mencoba agar tidak takut terhadap ulat tapi tetap saja.
Konselor: Sepertinya anda merasa kecewa terhadap usaha anda.
Clarification
Konseli : Dulu saya pernah kejatuhan ulat di pundaknya, muka ulat tersebut menghadap ke
muka.hal tersebut membuat saya takut dan trauma hingga sekarang.
Konselor: Dengan kata lain, anda takut karena pernah kejatuhan ulat.
Paraphrashing
Konseli : Hal ini membuat saya merasa takut dan trauma yang berkepanjangan.
Konselor: “Tampaknya anda merasa tertekan”.t
Structuring
Konseli : Saya sulit sekali menyesuaikan diri dengan teman-teman yang membully saya.
Konselor: Anda kemari untuk membahas masalah anda dengan saya. Marilah kita manfaatkan waktu
45 menit itu dengan sebaik-baiknya, saya tidak dapat memberikan nasihat sebagaimana
yang anda minta. tetapi, marilah kita bicarakan masalah ini bersama.
Konseli : Bu. Saya sulit sekali untuk menghilangkan pobia
Ini, karena pobia ini saya sering di bully oleh teman-teman, jadinya saya terganggu.
Konselor: Dalam masalah yang anda kemukakan tadi setidaknya ada 3 masalah yaitu pobia, di bully
teman, dan terganggu.
Konseli : Bu, bagaimana cara penanganannya agar pobia ini sembuh?
Konselor: Coba anda tenangkan dulu, tarik nafas dan relaksasikan pikiran anda.
Konseli : (Diam) saya bingung bu harus bagaimana lagi.
Konselor: Coba anda tutup mata, bayangkan didepan anda ada sebuah ulat. Kemudian katakan
dalam hati “Saya tidak takut ulat” berkali-kali (beberapa menit).
Konseli : “(Diam dan membayangkan)”.
Konselor: Bagaimana perasaanmu? Apakah lebih baik?
Konseli : Saya masih merasa takut bu.
Konselor Kalau begitu, ini ada sebuah gambar. Coba anda lihat gambar ini (sambil menunjukkan
gambar).
Konseli : Histeris yang mulai berkurang.
Konselor: Coba mb sofah pegang foto ini (foto ulat).
Konseli : Sudah berani untuk memegang ulat.
Konselor: mb sofah untuk saat ini anda sudah mulai adanya perubahan.
Mb sofah ini saya memiliki mainan ulat, bagaimana apakah anda berani untuk
memegangnya.
Konseli : (ekspresi ragu) baik saya akan mencoba bu?
Konselor: Baik saya akan mengambil mainan ulat dulu
Konseli : “Iya” bu.
Konselor: Menyadarkan mainan ulat pada shofah, coba sentuh ulat itu mb..
Konseli : (Agak ragu-ragu) sambil menyentuh ulat secara perlahan-lahan dan histeris.
Konselor: Coba mb tenang dahulu ( sambil menggeleng pundak konseli).
Ulat yang sebelumnya sudah do brousing.
Konseli : “Histeris”.
Konselor: “Menengkan konseli”.
Konseli : ( Mulai tenang).
Konselor: Bagaimana mb sofah apakah berhenti sampai sini saja atau di lanjut dilain hari?”.
Konseli : Saya rasa cukup untuk hari ini diganti di lain hari saja, “bagaimana bu?”.
Konselor: “Iya saya bisa”.
Hari ke 2
Konselor: Bagaimana mb shofah siap untuk melanjutkan konseling?
Konseli “ Iya”, saya sudah siap.
Konselor: Disini saya akan menunjukkan gambar ulat kembali, apakah anda sudah siap?
Konseli : Iya bu saya sudah siap.
Konselor: (Menunjukkan gambar ulat) kepada konseli.
“Coba sekali lagi anda coba”.
Konseli : Baiklah bu… “(sambil memegang dan tidak histeris)”.
Summary
Konselor: Sejauh ini mb sofah merasa sudah ada perubahan mengenai phobianya ? dari melihat ulat
dan sampai memegang ulat.
Konseli : Iya sama-sama bu… jangan sungkan-sungkan lagi mb sofah ketika meminta bantuan lagi.
Konseli : “(Bersalaman dengan konselor dan meninggalkan ruangan)”.
terima kasih materiang anda postkan ,membantu saya dalam memahami tugas konselor dalam pendekatan behavior
SukaSuka
iya,,semoga bermanfaat buat qm ya gaesss,,,
SukaSuka