naskah Konseling Behavioral

Standar
naskah Konseling Behavioral

Naskah Drama

  1. Tema : Phobia
  2. Ritme Ceritaa
  3. Pemeran : Nurmadita Sari sebagai konselor

Sofah Marwah sebagai konseli

Ade Peni Afifah sebagai sutradara

Enci Ranyu sebagai kameramen

Nur Khomisah sebagai editor

  1. Permasalahan : sofah marwah memiliki phobia terhadap ulat yang berlebihan
  2. Latar : Tempat : Universitas Pancasakti Tegal

Waktu   : Siang jam 11.00

Naskah Drama

Attending

Konseli : (Mengetuk pintu), “Assalamu’alaikum Wr. Wb.” Berjabat tangan dengan konselor.

Konselor: Wa’alaikum Salam, menghampiri klien dan mempersilahkan duduk.

Opening

Konseli : (Duduk di kursi yang telah dipersiapkan) maaf bu, siang-siang gini sudah mengganggu.

Konselor: Oh…, tidak apa-apa mb sofah, oya bagaimana kabarnya mb ? (senyum dan mulai

percakapan).

Konseli :” Alhamdulillah baik bu”.

Konselor: Syukurlah kalau begitu, bagamana dengan kuliahnya?

Konseli : Alhamdulillah lancar bu,

Konselor: Oya, ada yang bisa ibu bantu.

Acceptance

Konseli : Hmm… gini bu, saya itu pobia dengan ulat, dan pobia itu sangat mengganggu saya.

Konselor: Iya…ibu dapat memahami perasaan mb sofah (sambil mengangguhkan kepala).

Konseli : Iya bu, bagaimana tidak mengganggu, saya terkadang di bully oleh teman-teman saya, itu

membuat saya ketakutan bu.

Konselor: Konselor mengangguk kepala dan memandangi konseli) hmm…iya..iya..

Restatement

Konseli : Saya benar-benar merasa takut terhadap ulat bu. Yang hal tersebut membuat saya sering

dibully.

Konselor: Mb sofah merasa takut.

Reflection of feeling

Konseli : Bu.. saya sudah berusaha mencoba agar tidak takut terhadap ulat tapi tetap saja.

Konselor: Sepertinya anda merasa kecewa terhadap usaha anda.

Clarification

Konseli : Dulu saya pernah kejatuhan ulat di pundaknya, muka ulat tersebut menghadap ke

muka.hal tersebut membuat saya takut dan trauma hingga sekarang.

Konselor: Dengan kata lain, anda takut karena pernah kejatuhan ulat.

Paraphrashing

Konseli : Hal ini membuat saya merasa takut dan trauma yang berkepanjangan.

Konselor: “Tampaknya anda merasa tertekan”.t

Structuring

Konseli : Saya sulit sekali menyesuaikan diri dengan teman-teman yang membully saya.

Konselor: Anda kemari untuk membahas masalah anda dengan saya. Marilah kita manfaatkan waktu

45 menit itu dengan sebaik-baiknya, saya tidak dapat memberikan nasihat sebagaimana

yang anda minta. tetapi, marilah kita bicarakan masalah ini bersama.

Konseli : Bu. Saya sulit sekali untuk menghilangkan pobia

Ini, karena pobia ini saya sering di bully oleh teman-teman, jadinya saya terganggu.

Konselor: Dalam masalah yang anda kemukakan tadi setidaknya ada 3 masalah yaitu pobia, di bully

teman, dan terganggu.

Konseli : Bu, bagaimana cara penanganannya agar pobia ini sembuh?

Konselor: Coba anda tenangkan dulu, tarik nafas dan relaksasikan pikiran anda.

Konseli : (Diam) saya bingung bu harus bagaimana lagi.

Konselor: Coba anda tutup mata, bayangkan didepan anda ada sebuah ulat. Kemudian katakan

dalam hati “Saya tidak takut ulat” berkali-kali (beberapa menit).

Konseli : “(Diam dan membayangkan)”.

Konselor: Bagaimana perasaanmu? Apakah lebih baik?

Konseli : Saya masih merasa takut bu.

Konselor Kalau begitu, ini ada sebuah gambar. Coba anda lihat gambar ini (sambil menunjukkan

gambar).

Konseli : Histeris yang mulai berkurang.

Konselor: Coba mb sofah pegang foto ini (foto ulat).

Konseli : Sudah berani untuk memegang ulat.

Konselor: mb sofah untuk saat ini anda sudah mulai adanya perubahan.

Mb sofah ini saya memiliki mainan ulat, bagaimana apakah anda berani untuk

memegangnya.

Konseli : (ekspresi ragu) baik saya akan mencoba bu?

Konselor: Baik saya akan mengambil mainan ulat dulu

Konseli : “Iya” bu.

Konselor: Menyadarkan mainan ulat pada shofah, coba sentuh ulat itu mb..

Konseli : (Agak ragu-ragu) sambil menyentuh ulat secara perlahan-lahan dan histeris.

Konselor: Coba mb tenang dahulu ( sambil menggeleng pundak konseli).

Ulat yang sebelumnya sudah do brousing.

Konseli : “Histeris”.

Konselor: “Menengkan konseli”.

Konseli : ( Mulai tenang).

Konselor: Bagaimana mb sofah apakah berhenti sampai sini saja atau di lanjut dilain hari?”.

Konseli : Saya rasa cukup untuk hari ini diganti di lain hari saja, “bagaimana bu?”.

Konselor: “Iya saya bisa”.

Hari ke 2

Konselor: Bagaimana mb shofah siap untuk melanjutkan konseling?

Konseli “ Iya”, saya sudah siap.

Konselor: Disini saya akan menunjukkan gambar ulat kembali, apakah anda sudah siap?

Konseli : Iya bu saya sudah siap.

Konselor: (Menunjukkan gambar ulat) kepada konseli.

“Coba sekali lagi anda coba”.

Konseli : Baiklah bu… “(sambil memegang dan tidak histeris)”.

Summary

Konselor: Sejauh ini mb sofah merasa sudah ada perubahan mengenai phobianya ? dari melihat ulat

dan sampai memegang ulat.

Konseli : Iya sama-sama bu… jangan sungkan-sungkan lagi mb sofah ketika meminta bantuan lagi.

Konseli : “(Bersalaman dengan konselor dan meninggalkan ruangan)”.

Satu tanggapan »

Tinggalkan komentar